SUARA PERUBAHAN: Kreatif, Inovatif, Religius

Menjadi Muslimah Az-Zahro

Penulis : Dinila Putri Ramadhanti

Editor : Ibnu Affan  

Illustrasi oleh : Riza Shafira (instagram:rizashaf)


Wanita di dalam Islam sangat dimuliakan, dijelaskan dalam Q.S. Al Baqarah: 187:

هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ

" Mereka (istri-istri) adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka " (Q.S. Al Baqarah [2]: 187)

Dijelaskan juga tentang hak wanita dalam Q.S. Al Baqarah: 228:

وَلَهُنَّ مِثْلُ ٱلَّذِى عَلَيْهِنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ ۚ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ ۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

" Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana " (Q.S. Al Baqarah [2]: 228)

Menjadi muslimah yang lebih baik merupakan sebuah impian. Sebagai seorang hamba sudah seharusnya kita menjadi lebih baik daripada kemarin. Selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dan memperbaiki diri meskipun masih jauh dari kata baik. Berperilaku murah hati, sabar serta jujur.

Diceritakan oleh Ibnul-Jauzi dalam Ahkam An-Nisa (hlm 441-442) bahwa diriwayatkan oleh 'Ayd bin Aslam, dari ayahnya, dari kakeknya yang berkata, " Ketika aku sedang menemani Umar bin Khattab dalam patrolinya di Madinah pada suatu malam dia kelelahan sehingga dia bersandar pada sebuah dinding. Waktu itu tengah malam dan (kami mendengar) seorang wanita berkata pada anak gadisnya, 'Ya anakku, bangunlah dan campurlah susu itu dengan air'. Sang anak berkata, 'Ya ibu, bukankah ibu mendengar keputusan dari Amirulmukminin (pemimpin kaum mukmin) hari ini?".

Sang ibu berkata, "Tentang apa itu?" Sang gadis berkata, "Dia telah memerintahkan orang untuk mengumumkan dengan suara lantang bahwa susu seharusnya tidak dicampur dengan air". Ibunya berkata, "Bangun dan campurlah susu dengan air. Kamu sekarang berada di suatu tempat di mana Umar tidak melihatmu". Sang anak berkata pada ibunya,  "Aku harus menaati-Nya dalam masyarakat dan mematuhinya secara pribadi".

Umar ra. mendengar hal ini dan memberitahukan kepadaku, "Ya Aslam, pergi ke tempat itu. Lihat siapa gadis itu dan dengan siapa dia berbicara dan siapa suaminya".  Maka aku pergi ke tempat itu dan aku melihat bahwa dia belum menikah, wanita yang berbicara dengannya adalah ibunya. Aku datang kepada Umar ra. dan menceritakan kepadanya apa yang telah aku jumpai. Kemudian Umar ra. memanggil anak laki-lakinya dan berkata kepada mereka, “Apakah di antara kalian memerlukan seorang istri sehingga aku bisa mengatur pernikahan untuk kalian? Jika aku berkeinginan menikah, aku akan nikahi pertama kali wanita itu”. Abdullah berkata, “Aku telah mempunya seorang istri” Abdul Rahman ra. berkata, “Aku mempunyai seorang istri”. 'Asim berkata, “Aku belum memiliki seorang istri, jadi biarkan aku menikahinya”. Maka Umar mengaturnya untuk menikahkan wanita tadi dengan 'Asim.

Wanita itu kemudian memberikan seorang anak wanita yang kelak tumbuh menjadi ibu dari Umar bin Abdul Aziz. Wanita muda ini benar dan jujur dalam semua perbuatannya dalam masyarakat atau pribadi karena dia telah percaya bahwa Allah SWT bersamanya kapan saja dan melihat serta mendengar semuanya.

Menjadi seorang muslimah kita harus berperilaku jujur. Orang-orang jujur dijamin oleh Allah akan berdampingan dengan orang-orang yang mati syahid dan saleh di surga. Menjadi orang yang jujur juga sudah dijelaskan dalam Alquran:

وَإِمَّا تَخَافَنَّ مِن قَوْمٍ خِيَانَةً فَٱنۢبِذْ إِلَيْهِمْ عَلَىٰ سَوَآءٍ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْخَآئِنِينَ

"Dan jika kamu khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat." (Q.S. Al-Anfal [8]: 58)

Selain berperilaku jujur, seorang muslimah yang baik juga harus menunaikan shalat lima waktu. Shalat sendiri merupakan tiang agama dan seorang muslimah yang baik sudah dipastikan tidak boleh meninggalkan shalat.

ٱتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Q.S. Al-Ankabut [29]: 45)

Syarat-syarat wajib shalat limat waktu:

1) Islam

Orang yang bukan Islam tidak diwajibkan shalat, berarti ia tidak dituntut untuk mengerjakannya di dunia hingga ia masuk Islam karena meskipun dikerjakan, tetap tidak sah.

2) Suci dari haid (kotoran) dan nifas

فَإِذَا أَقبَلَتْ حَيضَتُكِ فَدَعِي الصَّلاَةَ، وَإِذَا أَدبَرَتْ فَاغْسِلِي عَنْكِ الدَّمَ ثُمَّ صَلِّي

“Apabila datang haidmu tinggalkanlah shalat, dan bila telah berlalu mandilah kemudian shalatlah.” (HR. Al-Bukhari no. 228 dan Muslim no. 751)

3) Berakal

Orang yang tidak berakal tidak diwajibkan shalat

4) Balig (Dewasa)

Umur dewasa itu dapat diketahui melalui salah satu tanda berikut:

a. Cukup, berumur lima belas tahun

b. Keluar mani

c. Mimpi bersentuhan

d. Mimpi keluar haid bagi perempuan

5) Telah sampai dakwah (Perintah Rasulullah Saw. kepadanya)

رُّسُلًا مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى ٱللَّهِ حُجَّةٌۢ بَعْدَ ٱلرُّسُلِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا

" (Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana " (Q.S. An-Nisa [4]: 165)

6) Melihat atau mendengar

Melihat atau mendengar menjadi syarat wajib mendirikan shalat

7) Jaga

Maka orang yang tidur tidak wajib shalat, begitu juga orang yang lupa

Selain shalat kita juga dapat menauladani wanita-wanita surga untuk menjadi muslimah yang lebih baik, salah satunya putri tercinta Rasulullah yaitu Sayyidah Fathimah Az Zahra Al Batul. Fathimah ra. adalah sosok muslimah yang cerdas, baik perilakunya serta taat kepada Allah SWT.

Fathimah ra. adalah seorang putri salehah kecintaan Rasulullah. Beliau dikenal sebagai wanita cerdas dan ahli ibadah. Pada saat Khadijah ra. sedang mengandung Fathimah ra., beliau merasakan kebahagiaan tiada tara. Kebahagiaan itu tidak lain karena ada teman yang dapat diajak bercanda, meskipun ia masih berupa janin dalam rahimnya. Aisyah ra. pernah menyatakan, "Demi Allah, aku tidak pernah melihat seorang lelaki yang paling disayang oleh Rasulullah selain Ali. Dan di muka bumi ini tidak ada seorang perempuan yang disayang Rasulullah selain Fathimah"

Ibnu Abbas mendengar sendiri Rasulullah bersabda, "Manusia diciptakan Allah berbagai cabang keturunan. Ia ibarat pohon, aku dan Ali berasal dari satu pohon. Aku ibarat pohonnya, Fathimah cabangnya dan Ali putik sarinya, sedang Hasan dan Husain adalah buahnya. Barangsiapa yang berpegang Teguh pada salah satu bagian pohon itu, ia selamat dan masuk surga. Sebaliknya, barangsiapa yang menjauhinya, ia akan celaka dan masuk neraka".

Selain itu Fathimah ra. mempunyai sifat-sifat yang mendukung kedudukannya sebagai putri Rasulullah. Di antara sifat Fathimah ra. yang menonjol adalah berprikemanusiaan tinggi, sanggup menjaga kehormatan diri dan suaminya, dermawan, gemar menolong dan mengayomi orang lain. Kelebihan sifat yang dimilikinya itu sama sekali tidak membuatnya sombong.

Memperbaiki diri adalah kewajiban setiap hamba. Sebagai muslimah yang baik, kita harus meneladani sifat-sifat dari Sayyidah Fathimah ra. untuk memperbaiki dan menjadi diri yang lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Rasjid, Sulaiman H. 2018. Fiqh Islam. Bandung. Sinar Baru Algensindo Bandung

Kurniawan, Harlis. 2016. 88 Kisah Orang-orang Berakhlak Mulia. Jakarta. PT Elex Media Komputindo

Rozoqin, Baidatul. 2020. The Golden Stories Of Fathimah. Yogyakarta. Semesta Hikmah Publishing

Tafsirweb.com