Ketika Allah Rindu Hambanya
Penulis : Wahyudin (Mahasiswa KPI Universitas Muhammadiyah Jakarta)
![]() |
Photo by Artur Aldyrkhanov on Unsplash |
Rindu….
Rindu. Kalau kita bicara kata rindu, pasti rindu
itu untuk orang yang kita sayangi dan cintai atau untuk moment berharga yang
pernah kita lakukan. Entah itu kepada orang tua karena kita tinggal jauh dengan
mereka, entah itu dengan saudara atau teman yang sudah jarang bertemu atau dengan
orang-orang yang sudah mendahului kita. Tetapi, kalian tahu tidak, sih?
Sadar tidak, sih? Bahwa ada yang lebih rindu dan kangen dengan kita. Siapa? Iya,
Allah!
Rindunya Allah kepada kita sebagai hambanya tidak
ada tandingannya. Tidak ada rindu yang dalam, tidak ada rindu yang besar,
kecuali rindunya Allah kepada hambanya. Allah, ketika rindu dengan kita, selalu
memberikan hadiah istimewa berupa ujian agar kita tahu dan sadar sehingga
kembali kepada-Nya.
“Pergilah pada hambaKu, lalu timpakanlah berbagai ujian padanya
kerena Aku ingin mendengar rintihannya.” (HR. Thabrani dari
Abu Umamah)
Ketika Allah memberikan ujian sebagai tanda
rindu-Nya kepada kita, apakah kita akan kembali kepada Allah? Apakah kita akan
selalu berdoa kepada-Nya? Apakah kita akan selalu bersabar atau sebaliknya? Kita
semakin jauh dari-Nya, kita putus asa dan tidak sabar atas ujian-Nya. Pernahkah
menyadari ketika hari-hari kita sedang dilanda berbagai masalah? Bahwa
disaat itulah, Allah sedang merindukan kita. Allah ingin menyadarkan bahwa kita
sudah lari terlalu jauh dari-Nya. Allah rindu tangisan dan rintihan kita. Allah
rindu aduan kita. Allah rindu sujud kita. Allah rindu doa kita sambil
meneteskan air mata. Allah rindu itu semua.
Tetapi terkadang kita tidak sadar, bahkan lupa.
Kita malah tidak sabar, mengeluh dan putus asa. Padahal, janji Allah ketika
kita bersabar maka hadiahnya adalah akan dekat bersama Allah. Ketika ujian
tersebut terjadi, Allah tersenyum, bukan tersenyum bahagia melihat kita susah
dengan ujian, bukan bahagia karena beban yang kita rasakan, tapi Allah
tersenyum bahagia karena melihat hamba-Nya yang masih mau kembali kepada-Nya
walaupun sudah dibebankan ujian.
Dengan berbagai ujian yang berat,
ujian yang meneteskan air mata, bahkan disaat Allah ambil semua orang-orang
yang disayangi dan harta yang dia cintai, tapi hamba-Nya masih mau kembali dan
menyadari bahwa tidak ada satu penolong pun selain Allah, tidak ada tempat
mengadu lagi kecuali Allah.
Ya Allah, bimbinglah selalu kami, agar senantiasa kembali
kepada-Mu walau dalam keadaan hancurnya hati akibat ujian.
Ya Allah, tunjukkanlah selalu jalan, agar senantiasa berada di
jalan-Mu.
Ya Allah, tegurlah aku jika aku mulai lupa dengan-Mu
Ya Allah, ingatkanlah aku jika aku sudah lari terlalu jauh
dari-Mu, jangan biarkan aku semakin jauh dan jauh lagi, jangan biarkan aku tersesat,
jangan biarkan aku terlunta-lunta tanpa cahaya petunjukmu.
Teman-teman, berapapun banyak dosa kita dan sejauh
mana pun kita sudah menjauh dari Allah, jika suatu saat tersadar, maka
cepat-cepatlah kembali kepada Allah. Karena Allah selalu menunggu kita, Allah
selalu menginginkan kita, jangan berpikir Allah tidak akan menerima taubat kita.
Tetapi ketahuilah bahwa Allah tidak pernah benci dan marah kepada kita.
Sebaliknya, Allah akan senang jika kita kembali kepada-Nya. Layaknya seseorang yang ditinggalkan kekasihnya, ketika kekasihnya kembali lagi kepadanya, maka dia akan mengabulkan semua keinginannya karena senang dan bahagia karena dia mau kembali lagi. Bagaimana dengan Allah? Allah akan lebih senang dan mengabulkan apa saja yang kita inginkan ketika kita kembali kepada-Nya.