SUARA PERUBAHAN: Kreatif, Inovatif, Religius

Problematika Metode Pembelajaran Daring yang Membuat Daya Semangat Belajar Terkikis

 Penulis: Irwan Maulana Syarif (Mahasiswa KPI UMJ)

Ilustrasi: https://www.google.com/amp/s/www.thequint.com/amp/story/voices/opinion/online-teaching-amid-covid-19-brings-out-digital-divide-in-society

Pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta didik agar dapat mengetahui, mengevaluasi, dan menerapkan setiap ilmu yang didapat dari pembelajaran di kelas atau pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi pendidikan di antaranya adalah untuk mengembangkan kemampuan, membentuk watak, ataupun kepribadian dari peserta didik agar dirinya tumbuh menjadi pribadi yang lebih bermartabat. Setiap negara mempunyai cara berbeda dalam mendefinisikan tujuan pendidikan. Namun, semuanya pasti mengarah pada satu tujuan, yakni membuat manusia cerdas, terampil, berakhlak, dan menjadi warga negara yang baik.

Kemajuan negara dapat diukur dari sistem pendidikan yang berjalan di negara tersebut, Jika sistem berjalan baik, maka produk yang dihasilkan pun akan baik. Pendidikan memiliki beragam manfaat yang dapat dirasakan peserta didik disaat itu juga ataupun di masa depannya. Selain itu pendidikan juga dapat menjadi tempat munculnya minat bakat para peserta didik dan menjadi tempat mengasah bakat-bakat para peserta didik, entah di sekolah ataupun di universitas di Indonesia.


Di era new normal seperti ini masyarakat di Indonesia diharapkan dapat terbiasa dengan beragam inovasi di antaranya pembelajaran daring, pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia. Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara online. Sistem pembelajaran melalui daring ini dibantu dengan beberapa aplikasi, seperti Google Classroom, Google Meet, dan Zoom.

Memasuki era new normal, masyarakat di Indonesia kini dituntut untuk mulai menjalani aktivitas sehari-harinya seperti biasa. Namun, demi menjaga keselamatan dan kesehatan para peserta didik, sejumlah sekolah dan universitas di Indonesia menerapkan sistem online atau virtual tanpa tatap muka langsung. Sistem ini juga dikenal dengan sistem pembelajarandaring.

Istilah pembelajaran daring muncul sebagai salah satu bentuk pola pembelajaran di era teknologi informasi seperti sekarang ini. Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Daring merupakan singkatan dari “dalam jaringan” sebagai pengganti kata online yang sering kita gunakan dalam kaitannya dengan teknologi internet. Daring adalah terjemahan dari istilah online yang bermakna tersambung ke dalam jaringan internet.


Selama pelaksanaan model daring, peserta didik memiliki keleluasaan waktu untuk belajar. Peserta didik dapat belajar kapan pun dan di mana pun, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Peserta didik juga dapat berinteraksi dengan guru pada waktu yang bersamaan, seperti menggunakan video call atau live chat. Pembelajaran daring dapat disediakan secara elektronik menggunakan forum atau message. Belajar secara daring tentu memiliki tantangannya sendiri. Peserta didik tidak hanya membutuhkan suasana di rumah yang mendukung untuk belajar, tetapi juga koneksi internet yang memadai.

Namun, metode pembelajaran daring di Indonesia ini telah menjadi inovasi di era new normal, tapi bukan berarti pembelajaran daring yang telah menjadi inovasi di Indonesia ini baik-baik saja. Metode ini juga menimbulkan banyaknya keresahan, dan sering kali jadi perbincangan para peserta didik di Indonesia.

Kendala yang dihadapi peserta didik selama pembelajaran daring ini seperti jaringan internet tidak stabil, tugas terlalu banyak, sulit fokus, pulsa kuota terbatas, aplikasi yang rumit, lebih senang dengan pembelajaran tatap muka, kurang efektif karena tidak berinteraksi secara langsung, dan sebagainya. Parahnya, para pengajar memberikan tugas yang berlebihan kepada peserta didik yang membuat peserta didik merasa terbebani, juga peserta didik kesulitan untuk mengeluarkan uang yang cukup untuk membeli kuota karena pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet, apalagi ditambah ekonomi keluarga yang sedang tidak stabil.

 

Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa yang tempat tinggalnya di pinggiran kota. Contohnya seperti di Bogor - Anak-anak di  Bogor ini belajar secara daring dari pinggir sungai Ciliwung pada perkampungan padat penduduk di sisi sungai untuk mendapatkan sinyal yang bagus (Belajar Daring dari Pinggir Kali Ciliwung, ANTARA FOTO/Arif Firmansyah – detikNews Selasa, 04 Agu 2020 17:15 WIB).


Perlu disadari, bahwa ketidaksiapan guru dan siswa terhadap pembelajaran daring juga menjadi masalah. Pembelajaran daring memang nampak terlihat dihadapan kita, tidak satu atau dua sekolah saja melainkan menyeluruh di beberapa daerah di Indonesia. Dan para peserta didik diharuskan terbiasa dengan inovasi yang telah diberikan oleh pemerintah pendidikan di Indonesia, karena di era new normal ini para peserta didik tidak dapat bertatap muka langsung.

 

Sekarang dapat disimpulkan, bahwa inovasi metode pembelajaran daring di Indonesia ini sangat amat kurang efektif dan efisien, banyaknya keresahan- keresahan yang mungkin para peserta didik bingung harus kepada siapa, dan harus kemana keresahan itu disampaikan. Para peserta didik sungguh amat kesulitan dalam hal biaya semester, kuota internet, dan jaringan internet yang kurang stabil.

 

Mungkin, apabila pemerintah Indonesia lebih memeratakan sistem yang efektif dan efisien terhadap seluruh peserta didik di Indonesia, bisa saja metode pembelajaran daring ini tidak terlalu menimbulkan problematika yang cukup krusial kepada pendidikan di Indonesia. Seperti halnya pengurangan biaya semester bisa menjadi sebuah keringanan untuk seluruh peserta didik, kemudian pemberian kuota internet yang merata membuat para peserta didik tidak terlalu merasa kesulitan dan terbebani dikarenakan kuota internet yang tiba-tiba habis, dan jaringan internet yang stabil membuat para peserta didik tidak takut tertinggal materi sehingga pembelajaran daring menjadi efektif dikarenakan jaringan yang stabil.


Jadi bisa dilihat, karena banyaknya keresahan-keresahan tersebut membuat para peserta didik menjadi kurang semangat untuk belajar dikarenakan banyak  nya kendala-kendala yang mereka dapati. Apabila pemerintah Indonesia lebih peka terhadap para peserta didik atau para penerus bangsa ini, pemerintah harus lebih merata dan bersikap adil kepada para peserta didik, sehingga para peserta didik itu sendiri tidak akan merasakan berbagai keresahan yang membuat kurangnya semangat belajar para peserta didik di saat metode pembelajaran daring ini, yang menimbulkan banyaknya problematika pendidikan di Indonesia.


Penulis    : Irwan Maulana Syarif (Mahasiswa KPI UMJ)