Demokrasi di Indonesia Apakah Sudah Terlaksana?
![]() |
Foto: posttimur.com |
Indonesia sudah mengenal
demokrasi sejak berdirinya bangsa ini. Bermacam-macam tipe demokrasi sudah
diterapkan, mulai dari era orde lama, orde baru, hingga reformasi sekarang
ini. Menurut Mahfud MD, demokrasi di Indonesia
saat ini bukan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, melainkan
dari rakyat, oleh elit, dan untuk elit. Rakyat hanya memiliki waktu
keterlibatan kurang lebih 5 menitan saja dalam berdemokrasi, sedangkan sisanya
adalah waktu elit untuk berkuasa. Mahfud MD juga mengatakan bahwa demokrasi di
Indonesia belum mampu membentuk pemerintahan yang mampu mensejahterakan rakyat.
Apakah Demokrasi
di Indonesia Sudah Terlaksana?
Pada masa sekarang kita
berada di orde reformasi. Menurut saya, pelaksanaan demokrasi di Indonesia
masih belum atau sangat minim terjadi pada masa sekarang. Mengapa hal tersebut
bisa terjadi? Hal tersebut karna keinginan manusia yang egois atau mementingkan
diri sendiri yang membuat rugi orang lain, contohnya seperti para pejabat atau
pemimpin daerah yang melakukan tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Kita sebagai rakyat
memilih pemimpin daerah yang berharap bisa memegang kepercayaan untuk membangun
daerahnya menjadi maju dan lebih baik, bukan untuk kepentingan nya sendiri yang
bisa merugikan tidak hanya satu atau dua orang tapi bisa menjadi satu negara
yang dirugikan. Seharusnya mereka tahu akan hal tersebut, hanya saja mereka
tetap melanggar akibat keserakahannya.
Begitupun pada masa pemilu, banyak kecurangan yang dilakukan pejabat agar dirinya bisa menang, menurut Ketua Mahkamah Konstitusi, Anwar Usman mengungkapkan ada 3 potensi kecurangan yang dimaksud, pertama, pembagian sisa surat undangan untuk memilih yang dibagikan kepada mereka yang tidak berhak. Kedua, memindahkan suara calon legislator kepada calon legislator lain dalam satu partai atau memasukkan suara partai ke calon legislator tertentu. Ketiga, jual beli rekapitulasi suara, utamanya bagi partai yang tidak lolos parliamentary threshold.
Dalam hal ini, sebaiknya
kita mengetahui apa visi dan misi dari calon wakil rakyat tersebut, apakah akan
terlaksana atau tidak, kita juga bisa memberi pendapat kita kepada orang lain,
kita tidak harus selalu menyesuaikan apa yang kita harapkan, melainkan menerima
keadaan dan selalu memberi dukungan, dorongan, dan pendapat supaya calon wakil
tersebut dapat menjadi lebih baik dalam membangun daerah yang ada.
Pelaksanaan demokrasi
juga harus berjalan di bidang hukum, seperti kejujuran hakim dalam menentukan
orang yang benar bersalah atau tidak juga hukuman yang diberikan harus setara
dengan apa yang telah diperbuat. Meskipun para pejabat berasal dari orang yang
berada dan memiliki pandangan yang harusnya baik dan dapat dicontoh, jika mereka melakukan kesalahan, maka tetap harus mendapat sanksi yang sesuai mengikuti peraturan atau
hukum yang ada di Indonesia, bukannya diringankan. Para pejabat yang melanggar ini tidak hanya merugikan
satu atau dua orang saja melainkan merugikan seluruh masyarakat, karena kekayaan
yang seharusnya untuk masyarakat tapi digunakan secara individu oleh pejabat
yang serakah dan egois.
Upaya Mengatasi Kemunduran Demokrasi
Untuk mengatasi kemunduran demokrasi di Indonesia, beberapa langkah dapat diambil. Salah satunya adalah dengan penataan sistem demokrasi yang memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi modern. Selain itu, perlu mencegah pembusukan demokrasi dengan fokus pada aspek-aspek seperti persaingan politik yang sehat, penegakan hukum, pencegahan politik uang, dan penyebaran berita bohong (hoax).
Sosialisasi
mengenai politik demokrasi pancasila juga dianggap penting untuk mencegah
degradasi demokrasi pancasila. Upaya lain meliputi kembalinya sistem musyawarah
untuk mufakat, penyampaian pendapat secara santun, dan merangkul suara rakyat. Penting pula untuk melibatkan semua komponen bangsa, terutama
stakeholder kepemiluan, secara intensif dan permanen dalam proses demokrasi.
Selain itu, perlu juga meningkatkan kualitas demokrasi agar dapat memberikan
dampak yang signifikan bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Demokrasi juga memiliki
dampak positif dan negatif pada masyarakat dan pemerintahan. Berikut adalah
beberapa dampak positif dan negatif demokrasi :
Dampak
positif
1. Kebebasan
berekpresi : Demokrasi memastikan bahwa warga negara dapat berbicara dan
menyampaikan diri tanpa rasa takut.
2. Pemilu
yang bebas dan adil : Sistem politik multipartai memungkinkan warga negara
memilih pemimpin yang mereka bolehkan.
3. Multikulturalisme
dan pluralisme : Demokrasi menciptakan suasana yang mengizinkan keberadaan
budaya dan identitas.
4. Masyarakat
ikut terlibat dalam pengambilan keputusan : Demokrasi memastikan terlindungi
hak asasi manusia dan kebebasan sipil bagi seluruh warga negara.
Dampak
negatif
1. Pelanggaran
hak asasi manusia (HAM) : Meskipun Indonesia telah mengadopsi undang-undang dan
peraturan yang melindungi hak asasi manusia, pelanggaran terjadi terutama
terhadap kelompok minoritas oleh mayoritas.
2. Korupsi
: Demokrasi dapat mengancam kebebasan berekpresi dan hak sipil bagi kelompok
minoritas yang dapat mengarah pada korupsi.
3. Politik
uang : Demokrasi konstitusional dapat menyebabkan politik uang yang mengancam
pertumbuhan perekonomian.
4. Ketidakadilan
sosial : Demokrasi dapat menyebabkan ketidakadilan sosial, yang mengancam
kesejahteraan masyarakat.
5. Intoleransi : Demokrasi dapat mengarah pada intoleransi terhadap perspektif yang berbeda.
Secara keseluruhan
demokrasi membawa dampak positif dan negatif pada masyarakat dan pemerintahan.
Penting bagi negara demokrasi adalah untuk menjaga keseimbangan antara dampak
positif dan negatif demokrasi dan mengembangkan sistem pemerintahan yang efesien,
adil, dan bersyarat.