Mutual Help
Oleh Marselina
Suatu
ketika ada seorang ibu-ibu tua sedang berjalan sendirian dengan rasa menahan
sakit di tepi jalan. Tiba-tiba datanglah seorang pemuda mengendarai mobil
menghampiri sang ibu tua.
“Mari
ibu saya bantu antarkan ke rumah sakit,” pemuda itu menawarkan bantuan.
“Tidak
apa wahai pemuda, aku tidak apa-apa,” dengan rasa tidak enak, Ibu itu menolak
secara halus.
Pemuda
itu membujuk ibu itu lagi. “Tidak apa-apa ibu, saya ingin membantu ibu.”
Akhirnya,
ibu tua bersama pemuda itu pergi ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, sang
ibu tua segera diperiksa oleh sang dokter. Sang pemuda pun segera mengurus administrasi
sang ibu tua tadi. Setelah diperiksa, sang ibu tua ingin menyelesaikan
administrasinya.
Sang
suster berkata. “Maaf ibu, administrasi ibu telah diurus oleh anakmu tadi.”
“Terima
kasih ya, sus.”
Dokter
menghampiri ibu itu dan bertanya. “Ada yang bisa saya bantu lagi bu?”
“Aku
tidak mengenal pemuda itu, dia bukan anak ku,” Ibu tua itu menjelaskan kepada
dokter.
Dokter
itu menenangkan ibu. “Tidak apa-apa ibu! Sesama manusia itu saling tolong menolong
maupun dikenal atau tidak.”
Sang ibu
tua mencari sang pemuda yang menolongnya.
Akan tetapi, tak kunjung terlihat dan di tepi jendela ada seorang pemuda
yang sedang mendapatkan telepon dari pihak rumah sakit yang istrinya tepati. Ternyata
sang istrinya sedang mengalami persalinan yang mengeluarkan pendarahan yang
cukup banyak dan membutuhkan darah yang banyak. Akan tetapi, pihak rumah sakit
yang ditempati oleh istrinya kehabisan stok darah yang satu golongan dengan
istrinya. Ternyata sang pemuda tadi mendapatkan telpon dari pihak rumah sakit
dengan kabar yang baik bahwasannya ada yang ingin mendonorkan darah untuk sang
istrinya. Ibu tua itu kembali berbicara didalam hati.
“Saya
sungguh tak mengenal dia dan dia sangat baik kepada saya. Ia sampai mau
mengantarkan saya kerumah sakit dan membiayai mengobatan saya, sedangkan saya
tadi hanya membawa uang hanya cukup untuk membeli obat warung saja dan saya
untuk pergi ke rumah sakit berpikir-pikir kembali untuk hari-hari esok. Akan
tetapi, ia mau berbagi kepada saya yang bukan siapa-siapa saya dan kami tidak
saling mengenalinya.”
Bahwasannya berbuat baik itu tidak perlu memandang siapapun mau dikenal atau tidak, dia kaya atau miskin dan berbuat baiklah dengan hati yang ikhlas jangan mengharapkan suatu imbalan, tetapi harapkan apakah kita bisa berbuat kebaikan lagi terhadap orang lain dan janganlah perbuatan kebaikan dibalas dengan kejahatan.