SUARA PERUBAHAN: Kreatif, Inovatif, Religius

Mutual Help

Oleh Marselina

Ilustrasi: Pixabay.com

Suatu ketika ada seorang ibu-ibu tua sedang berjalan sendirian dengan rasa menahan sakit di tepi jalan. Tiba-tiba datanglah seorang pemuda mengendarai mobil menghampiri sang ibu tua.

“Mari ibu saya bantu antarkan ke rumah sakit,” pemuda itu menawarkan bantuan.

“Tidak apa wahai pemuda, aku tidak apa-apa,” dengan rasa tidak enak, Ibu itu menolak secara halus.

Pemuda itu membujuk ibu itu lagi. “Tidak apa-apa ibu, saya ingin membantu ibu.”

Akhirnya, ibu tua bersama pemuda itu pergi ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, sang ibu tua segera diperiksa oleh sang dokter. Sang pemuda pun segera mengurus administrasi sang ibu tua tadi. Setelah diperiksa, sang ibu tua ingin menyelesaikan administrasinya.

Sang suster berkata. “Maaf ibu, administrasi ibu telah diurus oleh anakmu tadi.”

“Terima kasih ya, sus.”                       

Dokter menghampiri ibu itu dan bertanya. “Ada yang bisa saya bantu lagi bu?”

“Aku tidak mengenal pemuda itu, dia bukan anak ku,” Ibu tua itu menjelaskan kepada dokter.

Dokter itu menenangkan ibu. “Tidak apa-apa ibu! Sesama manusia itu saling tolong menolong maupun dikenal atau tidak.”

Sang ibu tua mencari sang pemuda yang menolongnya.  Akan tetapi, tak kunjung terlihat dan di tepi jendela ada seorang pemuda yang sedang mendapatkan telepon dari pihak rumah sakit yang istrinya tepati. Ternyata sang istrinya sedang mengalami persalinan yang mengeluarkan pendarahan yang cukup banyak dan membutuhkan darah yang banyak. Akan tetapi, pihak rumah sakit yang ditempati oleh istrinya kehabisan stok darah yang satu golongan dengan istrinya. Ternyata sang pemuda tadi mendapatkan telpon dari pihak rumah sakit dengan kabar yang baik bahwasannya ada yang ingin mendonorkan darah untuk sang istrinya. Ibu tua itu kembali berbicara didalam hati.

“Saya sungguh tak mengenal dia dan dia sangat baik kepada saya. Ia sampai mau mengantarkan saya kerumah sakit dan membiayai mengobatan saya, sedangkan saya tadi hanya membawa uang hanya cukup untuk membeli obat warung saja dan saya untuk pergi ke rumah sakit berpikir-pikir kembali untuk hari-hari esok. Akan tetapi, ia mau berbagi kepada saya yang bukan siapa-siapa saya dan kami tidak saling mengenalinya.”

Bahwasannya berbuat baik itu tidak perlu memandang siapapun mau dikenal atau tidak, dia kaya atau miskin dan berbuat baiklah dengan hati yang ikhlas jangan mengharapkan suatu imbalan, tetapi   harapkan apakah kita bisa berbuat kebaikan lagi terhadap orang lain dan janganlah perbuatan kebaikan dibalas dengan kejahatan.