SUARA PERUBAHAN: Kreatif, Inovatif, Religius

Sudah Seharusnya Kita Mengucapkan Terima Kasih pada Pernikahan Atta-Aurel

 Penulis: Fajar Setyadi 

Ilustrasi: M. Ghoni Ilmi


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa ta’ala, yang telah memberikan kelancaran dan kesuksesan kepada Baginda Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah dalam menggelar pernikahan di Ballroom Hotel Raflles, Jakarta Selatan, pada Sabtu, (03/04/2021) lalu. Mudah-mudahan kekal.

Pernikahan ini menjadi simbol kerukunan dari Presiden Joko Widodo & Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang mana mereka pernah berseteru demi mendapatkan kursi presiden di tahun 2014 dan 2019. Mereka datang menjadi saksi bersama pejabat lainnya, Ketua Majelis Permusyarwatan Rakyat, Bambang Soesatyo. Tidak hanya melibatkan pejabat negara saja, beberapa kalangan artis juga turut meramaikan pernikahan Youtuber nomor 1 se-Asia ini. 

Sungguh senang melihat kerukunan para pejabat negara yang sudi hadir mendatangi pernikahan rakyatnya. Semua aman, tentram, damai, dan tentu bahagia.

Dalam pernikahan itu, banyak pula netizen yang turut berbondong-bondong hadir secara virtual lewat ribuan ucapan di sosial media; cuitan, serta unggahan yang positif dan menggemaskan. Mudah-mudahan ucapan doa dan cibiran diterima dengan baik oleh Tuhan Yang Maha Esa. Namun, seharusnya netizen juga tidak perlu mendalam soal ontran-ontran kedatangan presiden ke acara pernikahan Atta-Aurel. Wong Pak Jokowi ini juga Youtuber, kok.

Ucapan-ucapan itu juga telah menjadi buah bibir di warung-warung kaki lima, warung kopi, hingga meja ruang makan keluarga. Mereka berkumpul dan asyik membicarakan pernikahan yang tayang di televisi nasional hingga berjam-jam. 

Mudah-mudahan dengan begitu tidak menjadi sebuah masalah. Sebab masalah, kalau kata Pidi Baiq adalah yang engkau pikirkan. Jika tidak, maka itu bukan menjadi sebuah masalah. Lagi pula, apa salahnya kita semua menonton kebahagiaan seseorang ataupun kelompok? Daripada harus melulu mendebatkan kontestasi politik, deradikalisasi, impor beras, atau apalah itu, yang membuat kepala menjadi berat dari biasanya. Kita harus terpaksa menerima itu, karena itu adalah realitas yang terjadi.

Saya berpikir, dengan adanya pernikahan Atta-Aurel ini, menjadi sebuah momentum bagi kawan-kawan sekalian untuk mengadakan pernikahan tanpa kengerian dibubarkan seperti yang sudah-sudah terjadi di sejumlah daerah. Seperti halnya yang terjadi di Kebon Pala, Jakarta Timur, Sabtu, 6 Februari 2021. Pada pukul 10.00 WIB, petugas membubarkan acara sebelum tamu undangan hadir. Petugas langsung mengambil tindakan dengan membubarkan rencana resepsi pernikahan tersebut dan memasangkan garis polisi. Setelah itu, polisi mengarahkan panitia acara untuk segera mengangkut barang-barang dari lokasi dan membongkar tenda yang sudah dipersiapkan.

Ada lagi di Jakarta Utara. Ketika Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Utara membubarkan acara resepsi pernikahan yang digelar di sebuah gedung, pada Senin, 18 Januari 2021. Pengelola gedung juga diberi sanksi teguran secara tertulis.

Dan baru-baru ini, kolega saya dirundung kecemasan selama menggelar hajatan nikah di bilangan Bintaro, Tangerang Selatan. Alasannya, dirinya dan keluarga sudah diingatkan sedari awal kalau acara harus benar-benar selesai tepat waktu pada pukul 17.00 WIB. Sebab kalau tidak, akan diberi sanksi dan risiko-risiko lainnya yang tidak disebutkan oleh aparatur keamanan setempat.

Maka lewat pernikahan Atta-Aurel, sudah selayaknya kita berterima kasih pada pernikahan mereka yang memberikan jalan keluar bagi kawan-kawan yang barangkali sedang menentukan tanggal akad nikah. Mungkin sebelumnya, ada rasa was-was. 

Tapi, kalau terpantik dari acara hari Sabtu kemarin, kalian berhak menunjukkan serangkaian foto presiden dan pembantu presiden yang telah diposting oleh Kementerian Sekretariat Negara di akun Twitternya, pada 3 April 2021 pukul 18.06 WIB itu untuk meminta izin menyelenggarakan pernikahan.

Lewat dasar itu, mudah-mudahan sudah bisa menjadi rujukan perizinan sah untuk Warga Negara Indonesi yang ngebet menghalalkan pujaan hatinya. Yang penting, tersedia jalur protokol kesehatan. Ini demi apa dan siapa? Tentu demi kemaslahatan rakyat Indonesia dan juga dua insan yang ingin menyatu dalam sebuah ikatan sah.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada seluruh makhluk hidup di Indonesia. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa merahmati segala usaha perizinan kita dalam menyelenggarakan akad nikah kepada pemangku kebijakan seperti halnya pernikahan Baginda Atta-Aurel ini. Aamiin.