Dosen FAI UMJ Raih Dana Hibah Penelitian dari LPDP Kemendikbudristek
Cirendeu, Supermedia - Dr. Suharsiwi,
M.Pd., dosen FAI UMJ mendapatkan dana hibah riset keilmuan dari LPDP
Kemendikbudristek tahun anggaran 2021/2022. Hal ini didasari oleh Surat Keputusan
Rektor Nomor 27/R-UMJ/XII/2021 tertanggal 14 Desember 2021 tentang penerimaan
dana hibah riset keilmuan.
Proposal hibah keilmuan LPDP yang diketuai oleh Dr. Suharsiwi, M.Pd
ini beranggotakan Prof. Agus Suradika, M.Pd, Fatma Nurmulia, M.Pd dan 5 Mahasiswa/i
dari Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dengan mengangkat judul
penelitian “Pengembangan Modul Ajar Tematik SD Kelas Awal Moda dalam Jaringan,
Luar Jaringan dan Campuran”.
Demi lolos Proposal Penelitian yang diselenggarakan oleh LPDP,
sebagai Ketua Tim Periset, Dr. Suharsiwi, M.Pd melalui serangkaian proses yang
tidak kenal Lelah, yakni penyusunan proposal, mencari literatur jurnal nasional
hingga jurnal internasional sebagai referensi update yang sesuai dengan
fenomena yang diangkat.
Salah satu kegiatan untuk lebih memperkuat penelitian tematik ini,
pada bulan Februari 2022, Dr. Suharsiwi, M.Pd mulai melakukan penyebaran
kuisioner wilayah Jabodetabek dan wilayah Yogyakarta dengan melibatkan sekitar
50 sekolah sebagai partisipan.
Selama pengambilan data dan penyebaran kuisioner di beberapa Sekolah
Dasar di Yogyakarta, Ketua Tim Periset, Dr. Suharsiwi, M.Pd bertemu dengan
Bapak Cahyo dan Bapak Abdul Rasyid Ghozali, dosen dari FAI Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta hal ini bertujuan untuk selanjutnya mengelaborasi
mengenai riset yang dibahas dan mempublikasikan dalam jurnal berskala scopus.
Selanjutnya di bulan Maret 2022, sebagai salah satu lanjutan dari
penyebaran kuisioner, Ketua tim periset, Dr. Suharsiwi, M.Pd menyelenggarakan
Focus Group Discussion dengan pembahasan mengenai tema pada buku kelas awal di
Sekolah Dasar. Ditemukan beberapa kendala yang terjadi pada salah satu sekolah
di Yogyakarta bahwa selama masa pandemi pembelajaran melalui daring menemukan
banyak kesulitan. Salah satunya ialah keterbatasan ponsel dan laptop bagi para
siswa. Kemudian, ditemukan beberapa siswa yang kesehariannya diasuh oleh
neneknya karena orangtua mereka bekerja sehingga anak merasa kesulitan untuk
menggunakan media karena ketidakpahaman pihak keluarga dalam mendampingi siswa
belajar.
Berbeda dengan kondisi di Yogyakarta, kendala yang ditemukan oleh
guru di kota Tangerang Selatan ialah siswa kelas awal seperti kelas 2 mengalami
banyak kendala dalam proses penerimaan materi apalagi selama pembelajaran
dilakukan daring. Dalam muatan budaya bahkan masih kurang pembahasan tentang
kearifan lokal budaya Betawi padahal hampir keseluruhan siswa di Kota Tangerang
Selatan berasal dari suku Betawi.
FGD ini sebagai salah satu media untuk data lapangan dari pembelajaran daring berdasarkan pengalaman guru-guru di lapangan yang merasa pembelajaran daring kurang efektif dan membuat siswa kurang aktif dalam berpendapat atau memahami materi hal ini menyebabkan siswa merasa jenuh dalam belajar. Kondisi yang seperti ini merupakan tantangan untuk para guru mengambil langkah demi kemajuan siswanya agar tetap semangat belajar di rumah dengan lebih kreatif dalam menampilkan bahan materi dalam bentuk audio dan visual.
Beberapa agenda selanjutnya akan dilaksanakan Ketua Tim Periset untuk langkah berikutnya memantapkan penelitian mengenai "Pengembangan Modul Ajar Tematik SD Dalam Jaringan, Luar Jaringan dan Campuran" agar bisa menjadi rujukan guru-guru di Sekolah Dasar.