HARI KEMERDEKAAN
Oleh Ilham Ramadhan
![]() |
Pict by Canva |
Sebagai warga Indonesia
yang telah merayakan kemerdekaan ke-80, kita berada pada momen bersejarah yang
penuh dengan peristiwa yang mendalam. Jika kemerdekaan ke-75 merupakan puncak
dari euforia pada kebangsaan, maka dari itu kemerdekaan ke-80 harus menjadi
sebuah titik pencerah sebagai lompatan besar. Usia 80 tahun bukan lagi usia
untuk sekadar merayakan kemerdekaan yang telah dilalui pada peristiwa masa
lalu, melainkan sebagai wadah tantangan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan
yang seutuhnya tanpa adanya perpecahan. Hari ini kita berdiri di pundak para pendiri bangsa, kini giliran kita untuk membangun pencapaian
yang lebih tinggi bagi generasi selanjutnya.
Di usia yang ke-80 ini,
perjuangan kita telah bergeser secara fundamental. Tantangan ini bukan lagi
mengusir penjajah, melainkan melawan musuh-musuh tak kalah berbahaya: kemiskinan, kesenjangan
sosial, intoleransi, dan degradasi moral. Kemerdekaan saat ini berarti kebebasan dari rasa takut menyampaikan
pendapat, bebas dari jerat ketidakadilan, dan bebas untuk mendapatkan kehidupan
yang layak dan bermartabat. Perjuangan melawan korupsi, hoaks, dan polarisasi
yang menggerogoti persatuan adalah "pertempuran" baru yang harus kita
menangkan bersama-sama.
Oleh karena itu, semangat
dalam kemerdekaan ke-80 harus diisi penuh dengan aksi nyata dan kontribusi
positif dari setiap individu. Bukan hanya mengibarkan bendera, tetapi juga
menjadi pahlawan di bidangnya masing-masing. Seorang guru yang mendidik dengan
hati, seorang dokter yang melayani tanpa lelah, seorang petani yang menjaga
ketahanan pangan, dan para pemuda yang berinovasi dalam kreatifitas untuk
kemajuan bangsa adalah wajah-wajah pejuang kemerdekaan modern. Setiap tindakan
jujur, disiplin, dan bertanggung jawab adalah bentuk pengisian kemerdekaan yang
paling konkret.
Akhirnya, kemerdekaan ke-80
harus menjadi sebuah komitmen kolektif untuk meneruskan estafet kepada generasi
mendatang. Kita harus mewariskan bukan hanya infrastruktur fisik, tetapi lebih
penting lagi, seperti mental dan karakter bangsa yang kuat, berintegritas, dan
penuh toleransi. Tugas kita saat ini mungkin berat tetapi demi bangsa kita
harus memastikan bahwa Indonesia di usia 100 tahun nanti bukan hanya menjadi
negara yang maju secara ekonomi, tetapi juga menjadi negara yang berdaulat
secara politik, mandiri dalam berkarya, dan berkepribadian dalam kebudayaan,
sebagaimana yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa.