URGENSI LITERASI DIDALAM AL QURAN PERPEKTIF TAFSIR MAQASIDI ( REVIEW TULISAN IMAS KURNIASIH S.PD.I )
Oleh : Ibrahim Abid Wafa
![]() |
Pict by Pinterest |
Di era globalisasi dan digitalisasi seperti sekarang ini, tantangan terbesar dalam pendidikan dan pembangunan manusia adalah rendahnya tingkat literasi. Fenomena ini tidak hanya terlihat pada keterbatasan kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga dalam kemampuan kritis dan pemahaman terhadap informasi yang terus berkembang. Di tengah gelombang informasi yang terus mengalir, literasi menjadi kemampuan yang sangat dibutuhkan oleh setiap individu untuk bisa menyaring dan memahami informasi dengan bijaksana. Namun, sayangnya, masih banyak individu yang terjebak dalam kebingungan informasi dan kurangnya kemampuan untuk membaca dan berpikir secara kritis. Kondisi ini menjadi masalah serius yang berdampak pada perkembangan masyarakat secara keseluruhan, terutama dalam menciptakan generasi yang cerdas dan beradab.
Artikel dengan judul Urgensi Literasi dalam Perspektif Al-Qur'an perpektif maqasidi ini menarik perhatian karena mencoba memberikan pemahaman baru tentang literasi, tidak hanya dari sisi keterampilan teknis membaca dan menulis, tetapi juga sebagai sarana spiritual dan intelektual yang menghubungkan manusia dengan pencipta-Nya. Dalam artikel ini, penulis menggali lebih dalam tentang peran penting literasi sebagai wasilah (sarana) yang dapat membantu manusia memperoleh ilmu pengetahuan dan meningkatkan kualitas kehidupannya, baik dalam konteks duniawi maupun ukhrawi. Penulis menghubungkan konsep literasi dengan ajaran Al-Qur'an, yang dalam banyak ayatnya menekankan pentingnya membaca, menulis, berpikir, dan berdzikir, sebagai langkahlangkah yang dapat mengarahkan manusia pada pengenalan Tuhan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Melihat pentingnya literasi yang tidak hanya terbatas pada penguasaan keterampilan dasar, tetapi juga sebagai upaya untuk memahami lebih dalam tentang dunia dan kehidupan, artikel ini sangat relevan untuk dibahas. Di tengah permasalahan rendahnya literasi yang terjadi di masyarakat, artikel ini dapat menjadi panduan penting untuk menjawab tantangan tersebut dengan merujuk pada ajaran Al-Qur'an yang mengajarkan literasi sebagai alat untuk mengenal dan memahami Tuhan serta dunia. Oleh karena itu, penting untuk mereview artikel ini untuk memberikan wawasan lebih luas mengenai urgensi literasi, baik dalam konteks pendidikan maupun dalam upaya spiritual manusia menuju kehidupan yang lebih baik dan bermakna.
Artikel Urgensi Literasi dalam Perspektif Al-Qur'an menyajikan pembahasan yang mendalam mengenai pentingnya literasi yang tidak hanya mencakup kemampuan teknis membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan memahami dan merenungkan makna di baliknya. Artikel ini membuka diskusi dengan menyoroti bahwa Al-Qur’an merupakan kitab suci yang ditujukan untuk umat manusia yang mau menggunakan akal pikirannya dalam memahami penciptaan alam semesta. Banyak ayat dalam Al-Qur'an yang secara langsung maupun tidak langsung mendorong pengembangan ilmu pengetahuan, sehingga Al-Qur’an seringkali dianggap sebagai sumber segala ilmu. Dengan demikian, literasi menurut penulis memiliki dimensi yang lebih luas karena ia menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memahami peran manusia di dunia ini.
Artikel ini menjelaskan bahwa literasi yang diperintahkan dalam Al-Qur’an, khususnya melalui ayat pertama yang diturunkan, yaitu iqra' (bacalah), memiliki makna yang dalam dan kontekstual. Makna ini tidak sekadar merujuk pada aktivitas membaca huruf atau tulisan, tetapi juga menyiratkan kegiatan berpikir kritis dan memahami makna kehidupan dalam konteks yang lebih luas. Menurut penulis, kegiatan membaca adalah proses berpikir kompleks yang melibatkan interpretasi, pemahaman, dan refleksi yang mendalam, yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan serta menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi manusia.
Selanjutnya, artikel ini mengaitkan perintah membaca dalam Al-Qur'an dengan ajaran Islam yang menolak kebodohan dan mendorong perkembangan ilmu pengetahuan. Menurut penulis, perintah membaca ini sejalan dengan semangat Islam yang mengecam kebodohan dan menekankan pentingnya ilmu pengetahuan. Dalam perspektif ini, Al-Qur'an tidak hanya berperan sebagai pedoman spiritual, tetapi juga sebagai pendorong bagi umat manusia untuk terus belajar dan menggali potensi intelektualnya. Di samping itu, dalam tafsir Al-Misbah, ayat QS. Al-‘Alaq: 1-5 dijelaskan memiliki nilai-nilai pendidikan Islam yang mencakup akidah, syari’ah, dan akhlak, yang saling terkait dan relevan dengan makna literasi.
Pentingnya Literasi
Penulis juga menekankan pentingnya literasi dalam menghadapi tantangan globalisasi dan kemajuan zaman. Menurut artikel ini, umat Islam di seluruh dunia harus memperkuat kemauan dan kemampuan intelektualnya untuk memahami Al-Qur'an, karena pemahaman yang mendalam terhadap kitab suci ini dapat mengarahkan mereka pada kehidupan yang lebih baik dan pada posisi yang memungkinkan Islam berkembang sebagai sistem yang menyeluruh dan membawa kebahagiaan
Artikel ini menyoroti pentingnya literasi dari perspektif Al-Qur’an, dengan menekankan bahwa wahyu pertama yang diturunkan, "iqra’" (bacalah), bukan hanya seruan untuk membaca teks semata, tetapi juga sebuah perintah untuk memahami dan merenungkan tanda-tanda alam semesta. Al-Qur’an disebut sebagai sumber segala ilmu pengetahuan karena mengandung banyak ayat yang berkaitan dengan fenomena ilmiah dan kehidupan, mendorong manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berpikir kritis. Proses membaca yang kompleks ini dipandang sebagai kegiatan yang melibatkan interpretasi mendalam dan tujuan akhir untuk mencapai pemahaman holistik atas makna tertulis, yang berfungsi sebagai dasar literasi.
Selain itu, artikel ini juga membahas peran Al-Qur’an dalam mendorong umat manusia untuk menggali ilmu pengetahuan. Di era ilmu dan teknologi modern, makna literasi dalam Islam menjadi lebih luas dan relevan. QS. Al-‘Alaq: 1-5, misalnya, mengandung nilai-nilai pendidikan akidah, syari'ah, dan akhlak yang mencakup pentingnya menyertakan Allah dalam setiap aktivitas ilmiah. Literasi di sini tidak hanya terkait dengan kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup akhlak dan spiritualitas. Dengan cara ini, Al-Qur’an bukan hanya menjadi kitab keagamaan, tetapi juga panduan hidup yang menolak kebodohan dan mendorong umat untuk menjadi berpengetahuan, berakhlak, dan berkebudayaan.
Literasi Al-Qur'an berperan penting dalam membentuk kemampuan berpikir kritis dan wawasan yang luas bagi individu. Hal ini sesuai dengan urgensi literasi dalam pendidikan yang bertujuan menciptakan pribadi berilmu dan cinta pengetahuan. Al-Qur'an, dengan wahyu pertamanya “iqra’,” menekankan pentingnya membaca sebagai dasar pengembangan ilmu. Literasi yang terintegrasi dengan ajaran Al-Qur'an tidak hanya melibatkan kemampuan membaca teks, tetapi juga memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Menurut artikel Imas, literasi berfungsi sebagai penentu keberhasilan dalam memanfaatkan informasi yang relevan di segala aspek kehidupan, serupa dengan tujuan literasi Al-Qur'an yang mengajak umat Islam untuk tidak hanya membaca secara tekstual, tetapi juga mengaplikasikan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kelebihan dan Kekurangan Artikel
Artikel ini dapat dihargai karena berhasil menunjukkan betapa pentingnya literasi dalam konteks agama dan kehidupan. Penulis dengan cermat mengaitkan literasi dengan wahyu pertama dalam Al-Qur'an (QS. Al-‘Alaq: 1-5), yang memberikan dasar bahwa literasi bukan hanya kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga pemahaman yang mendalam tentang wahyu Ilahi. Pemahaman yang lebih luas tentang literasi kritis juga relevan dengan kebutuhan zaman sekarang, di mana masyarakat membutuhkan kemampuan untuk menganalisis informasi secara mendalam. Penulis juga sukses menekankan literasi sebagai elemen penting dalam pembentukan individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga spiritual.
Namun, meskipun artikel ini memiliki landasan yang kuat, ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Pertama, artikel ini tidak memberikan gambaran yang jelas mengenai tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan literasi, baik itu dari segi kebijakan pendidikan maupun budaya masyarakat. Misalnya, bagaimana literasi bisa berkembang di daerah dengan keterbatasan akses pendidikan dan sumber daya? Kedua, meskipun pentingnya literasi ditekankan, artikel ini kurang mendalam dalam memberikan solusi praktis atau contoh aplikasi nyata dari literasi dalam konteks kehidupan sehari-hari. Penggunaan data atau studi kasus terkait dampak positif literasi terhadap kualitas hidup, baik dalam aspek sosial, ekonomi, maupun agama, akan memperkuat argumen penulis dan memberikan wawasan yang lebih konkret bagi pembaca.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, literasi Al-Qur’an memiliki peran penting dalam membentuk generasi yang mencintai ilmu pengetahuan dan memiliki pemahaman mendalam terhadap ajaran Islam. Literasi tidak hanya meningkatkan wawasan keilmuan tetapi juga menjadi kunci dalam memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan menguasai literasi Al-Qur’an, individu mampu mengakses pengetahuan Al-Qur’an secara utuh, memahami nilai-nilai yang terkandung, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan tujuan pendidikan Islam. Namun, tantangan seperti pengaruh teknologi dan minat peserta didik yang lebih condong pada hiburan digital seringkali menghambat upaya ini, sehingga peran pendidik sangat dibutuhkan dalam menanamkan kecintaan dan pemahaman mendalam terhadap Al-Qur’an.
Dalam perspektif Maqasid al-Shariah, literasi Al-Qur’an berfungsi lebih dari sekadar aspek edukasi; ia menjadi jalan untuk mencapai tujuan-tujuan mendasar seperti menjaga agama (hifz ad-din) dan akal (hifz al-aql). Upaya literasi ini dirancang untuk membentuk generasi yang tidak hanya berilmu tetapi juga berakhlak, dengan pandangan hidup yang berlandaskan Al-Qur’an. Pendidik perlu menerapkan pendekatan yang sesuai dengan maqasid, yakni dengan menyediakan pembelajaran yang relevan dan menarik, sehingga minat terhadap Al-Qur’an tetap terjaga. Dengan demikian, nilai-nilai Al-Qur’an diharapkan dapat diinternalisasi sebagai prinsip hidup, bukan hanya menjadi hafalan, tetapi juga pedoman yang memandu kehidupan sehari-hari.
Referensi
Asri, Ayu Nurvita. “Ayu Nurvita Asri_E03213019.” LITERASI DALAM ALQURAN (Studi Komparatif Tafsir Ibnu ‘Ashu>r Dan Al-Biqa>’i Terhadap Surah Al ‘Alaq Ayat 1-5), 2019, 33.
imas kurniasih. “Urgensi Literasi Didalam Alquran Perpektif Maqashidi,” 2019, 5–7.
Suriyati, Suriyati, and Nuriya Ramadani. “Pelaksanaan Literasi Al-Qur`An Dalam Menanamkan Budaya Religius Di UPTD SMP 7.” J-SES : Journal of Science, Education and Studies 3, no. 1 (2024): 1–11. https://doi.org/10.30651/jses.v3i1.21665.